Di dalam kitab suci beberapa agama terdapat suatu bencana yg dikenal dengan nama "10 Tulah Mesir". Diceritakan bahwa saat itu bangsa Mesir menjajah & bertindak semena-semena kepada bangsa Yahudi. Allah pun melalui Nabi Musa berusaha memperingatkan Firaun, pemimpin Mesir saat itu. Karena Firaun membangkang, bahkan mengklaim dirinya sendiri sebagai Tuhan, Allah pun menjatuhkan 10 bencana di atas tanah Mesir
TINJAUAN ILMIAH
Berdasarkan riset yg dilakukan sejumlah ahli, mereka mengemukakan beberapa argumen tentang tulah Mesir dari segi ILMIAH/SAINS. Para pemuka agama sendiri percaya bahwa segala sesuatu di bumi
mengalami proses yg bisa dijelaskan secara ilmiah, bukan semata-mata "Tuhan berucap & segalanya terjadi tanpa proses". Diperkirakan tulah Mesir terjadi pada tahun 1500 SM, sementara Firaun saat itu adalah Firaun Ramses II, yg mayatnya sekarang masih bisa dilihat dalam wujud mumi.
Asal mula dari Tulah Mesir menurut para ahli adalah meletusnya Gunung Santorini di Thera, Yunani. Secara geografis, Yunani memang terletak tepat di utara Mesir. Letusan Gunung Santorini sendiri merupakan salah satu letusan gunung terbesar yg pernah diketahui dalam sejarah manusia. Mungkin letusan gunung berapi yg bisa melampaui letusan Gunung Santorini hanyalah letusan Gunung Krakatau & Tambora (keduanya di Indonesia). Letusan Gunung Santorini meyebabkan pulau tempat gunung itu berada hancur & sekarang, cekungan kawah bekas letusannya bisa dilihat di perairan Yunani dekat Pulau Kreta. Salah satu bukti yg mendukung teori itu adalah penemuan sisa-sisa material gunung berapi di sekitar Sungai Nil, sementara di daerah Mesir & sekitar Sungai Nil sendiri tidak ada gunung berapi
Berikut adalah 10 Tulah Mesir menurut kajian ilmiah
Tulah 1 : Air sungai Nil berwarna merah darah & ikan-ikan mati
Menurut para ahli, warna merah di sungai Nil bukanlah warna darah, melainkan alga merah. Usai Gunung Santorini meletus, debu vulkanisnya yg subur pun terbawa angin & jatuh ke Sungai Nil. Debu ini membuat Sungai Nil menjadi kelewat subur sehingga populasi alga merah di sana pun mengalami ledakan (blooming). Akibatnya, hampir seluruh bagian sungai berwarna merah. Karena populasinya kelewat banyak, sebagian besar alga itu mati dengan sendirinya & ketika mati membusuk, alga itu menghasilkan gas amoniak. Gas itulah yg menyebabkan matinya hewan-hewan di sungai, termasuk ikan
Tulah 2 : Kodok
AKibat tercemarnya air sungai oleh alga, sungai itupun tidak bisa lagi ditempati hewan. Hewan-hewan air seperti ikan mati, sementara mereka yg bisa berpindah tempat seperti kodok keluar mencari habitat baru. Akibatnya, terjadi ledakan populasi kodok di darat & karena wilayah Mesir adalah gurun, kodok-kodok itu mati secara massal
Tulah 3: Wabah serangga yg menggigit
Karena sejumlah besar kodok mati, populasi serangga seperti nyamuk pun meningkat secara tajam. Wabah serangga itu pun memasuki kota di mana orang-orang Mesir tinggal
Tulah 4 : Lalat pikat
Sama seperti tulah ketiga, karena kodok sebagai predator alamiah serangga itu mati, populasi lalat pikat (lalat penghisap darah) pun meningkat tajam
Tulah 5: Wabah pada ternak
Meningkatnya wabah serangga-serangga penghisap darah seperti lalat pikat menyebabkan munculnya wabah penyakit ternak. Menurut para ahli, para serangga itu menyebarkan penyakit saat menggigit & karena jumlah mereka sangat banyak, jumlah ternak yg terjangkit pun menjadi amat banyak & muncul kematian massal pada ternak
Tulah 6 : Wabah bisul yg tidak bisa disembuhkan
Sama dengan tulah kelima, hewan-hewan penghisap darah itu memindahkan penyakit dari hewan-hewan ternak serta orang-orang sakit. Dan karena banyaknya orang yg sakit, penyakit itu menjadi mudah menular & sulit diobati, sehingga satu demi satu orang-orang meninggal
Tulah 7 : Hujan es bercampur api
Saat meletus, Gunung Santorini menyemburkan sejumlah besar gas sulfur & debu vulkanis dalam jumlah amat besar ke udara. Material-material dari gunung berapi itu kemudian ikut mempengaruhi iklim setempat, sehingga menimbulkan fenomena cuaca aneh seperti hujan es (hail). Proses pembentukan hujan es sendiri tidak berbeda dengan hujan atau salju. Bedanya, hujan es terbentuk karena adanya tekanan udara yg sangat kuat sehingga titik-titik air itu tertahan di udara & membentuk bongkahan es yg akhirnya jatuh ke bumi. Pada tulah Mesir, kemungkinan tekanan udara itu berasal dari tekanan uap gunung berapi. Lebih lanjut, gesekan debu-debu vulkanis di udara juga menyebabkan munculnya kilatan listrik di udara seperi petir sehingga langit terlihat "berapi"
Munculnya hujan es akan menghancurkan sejumlah besar tanaman, termasuk tanaman pertanian. Akibatnya, serangga-serangga pengembara yg memakan tanaman seperti belalang akan terkonsentrasi dalam jumlah amat besar & memakan tanaman di ladang-ladang yg masih tersisa, termasuk yg berdekatan dengan wilayah pemukiman. Penjelasan lain, kematian massal kodok pada tulah kedua menyebabkan populasi belalang melonjak drastis
Penjelasan paling mungkin pada fenomena ini adalah abu & asap dari gunung berapi terlepas dalam jumlah amat besar di udara sehingga menutupi matahari. Fenomena serupa juga terjadi pada letusan Krakatau & Tambora. Usai meletus, debu dari Krakatau terbawa angin & menutupi sejumlah besar daerah di khatulistiwa. Sementara letusan Tambora, Sumbawa, pada tahun 1816 menyebabkan tahun itu dikenal sebagai "Tahun Tanpa Musim Panas" (Year Without a Summer). Penjelasan lain, wabah belalang yg amat besar menyebabkan matahari menjadi tertutup. Para ahli juga berpikir pada saat bersamaan terjadi gerhana atau badai pasir raksasa sehingga wilayah tersebut menjadi gelap
Tulah 10: Kematian anak sulung semua keluarga Mesir
Tulah ini merupakan tulah yg masih membingungkan para ahli. Jika muncul kematian massal, kenapa yg meninggal hanyalah anak sulung, bukan semua orang & yg meninggal hanyalah orang Mesir, tidak termasuk orang Israel yg saat itu masih berada di wilayah Mesir? Ada beberapa penjelasan yg coba dikemukakan para ahli :- Ketika muncul wabah & kegelapan, makanan yg tersisa saat itu ikut tercemar. Orang-orang pun mengungsi & ketika mereka kembali, mereka hanya memakan makanan yg tersisa. Karena anak sulung mendapat prioritas pertama untuk makan, mereka pun menjadi sakit & meninggal lebih dahulu
- Ketika terjadi letusan gunung, asapnya pun mencapai pemukiman Mesir. Dan jika memperkirakan kultur orang Mesir, mereka yg sulung tidur di lantai/tempat rendah, sementara anggota keluarga lain tidur di tempat yg lebih tinggi, sehingga mereka yg sulung terinfeksi terlebih dahulu oleh debu-debu vulkanis. Gas beracun seperti belerang sendiri massa jenisnya lebih rendah dari udara sehingga gas itu hanya menjalar di lantai
- Orang-orang Israel sendiri sudah diberitahu oleh Nabi Musa bahwa usai tulah ini, mereka akan diusir oleh bangsa Mesir. Maka, mereka bersiap-siap & menandai pintu rumah mereka dengan darah domba. Mereka juga hanya diperbolehkan makan roti tanpa ragi yg dibuat sendiri. Karena mereka sudah bersiaga & memakan makanan yg bahannya tersedia sejak sebelum wabah inilah, mereka tidak ikut meninggal
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3419782
0 komentar:
Posting Komentar